Motivasi dan Prestasi Belajar
Oleh : Elvi Rosa
Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan
pendidikan. Sebagai inti dari kegiatan pendi dikan, proses interaksi belajar
mengajar merupakan upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
tidak akan tercapai bila proses interaksi belajar mengajar tidak pernah
berlangsung dalam pendidikan. Guru dan siswa adalah dua unsur yang terlibat
dalam hal itu.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen disebutkan bahwa kebera daan guru dan dosen sebagai tenaga
profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional, yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik, diperlukan peran guru
sebagai pendorong siswa dalam belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat
diperlukan, sebab seseorang yang tidak punya motivasi dalam belajar, sulit
untuk belajar.
Muhammad Uzer Usman dalam
bukunya Menjadi Guru Profesional, menjelaskan motif adalah daya dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi
adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Tugas guru adalah membang
kitkan motivasi anak didik sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi
dapat timbul dari dalam diri individu (intrinsik) dan dapat pula akibat pengaruh luar dirinya (ekstrinsik).
Bila seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia secara sadar akan melakukan
suatu kegiatan yang tidak memerlukan
motivasi ekstrinsik.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung menjadi orang
yang terdidik, berpengetahuan, dan mempu nyai keahlian dalam bidang tertentu.
Hal itu diperolehnya melalui belajar.
Berbicara mengenai prestasi belajar. Prestasi pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh dari suatu aktifitas, sedangkan belajar adalah suatu
proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yakni perubahan tingkah
laku. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah
yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan.
Jadi, perubahan tingkah laku adalah tujuan utama yang dicapai dari
aktivitas belajar. Di sinilah guru
dibutuhkan sebagai mitra anak didik dalam kebaikan. Guru yang baik akan
menjadikan anak menjadi baik. Tidak ada
guru yang bercita-cita menjadikan anak didiknya menjadi manusia yang tidak baik atau tidak
bermanfaat bagi orang lain. Guru adalah
pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pah lawan ilmu, pahlawan
kebaikan dan pahlawan pendidikan.
Hubungan yang baik antara guru dengan anak didik akan berpengaruh
pada prestasi belajar anak didik. Prestasi belajar anak didik akan terus
meningkat jika ada motivasi yang baik dari gurunya, sebaliknya prestasi anak
didik akan menurun sejalan dengan perubahan sikap anak didik yang membenci
kepribadian gurunya, dan guru tersebut tidak akan disenangi oleh anak didiknya.
Oleh karena itu figur guru banyak ditentukan oleh kepribadiannya.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, kebutuhan siswa yang
berbeda-beda, menyebabkan motivasi
belajar mereka berbeda pula. Siswa yang
lebih mengharapkan prestasi belajar tinggi, berbeda dengan siswa yang mengha
rapkan ilmu pengetahuan. Perbedaan itu akan terlihat dari sikap mereka bila
mereka dihadapkan pada suatu kenya taan. Siswa yang ingin menda patkan prestasi
belajar yang tinggi akan kecewa bila ternya ta prestasi belajarnya rendah dan
guru dianggapnya kurang adil memberikan penilaian. Sementara siswa yang ingin
mendapatkan ilmu pengetahuan akan senantiasa
menanyakan dimana kesalahannya dalam menjawab setiap item soal
yang diajukan dalam ulangan untuk mencari nilai-nilai kebenaran, bukan kecewa
karena mendapat nilai rendah.
Prestasi belajar merupakan suatu penghargaan yang diberi kan di
bidang akademis, adalah sebagai kebutuhan siswa, sehing ga siswa berusaha
seoptimal mungkin memperolehnya. Seorang guru yang melihat siswanya malas
belajar, perlu memberikan motivasi dengan berbagai cara, sehingga siswa ikut
aktif dalam pembelajaran. Disi nilah guru memegang peranan untuk memberikan
motivasi ekstrinsik kepada siswanya yang belum termotivasi untuk belajar.
Seorang guru harus peka terhadap situasi interaksi belajar mengajar, sebab tidak
jarang pada waktu tertentu ada di antara siswa yang tidak terlibat langsung
dalam pembelajaran, maka guru harus pandai membangkitkan minat mereka agar ikut
aktif dalam pembelajaran.
Jadi, antara motivasi dengan prestasi belajar tidak dapat
dipisahkan, keduanya sangat berkaitan. Tanpa motivasi seorang siswa tidak akan
terpacu untuk belajar, sedangkan jika seorang siswa malas belajar tentu
prestasi belajar akan sulit diraihnya. Di samping bidang akademis, hendaklah
prestasi seorang siswa di bidang tingkah
laku juga mengalami perubahan ke arah yang baik.
Penulis adalah guru SDN 28 Cupak,
Kab.Solok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar