Sabtu, 11 Mei 2013

Motivasi dan Prestasi Belajar



Motivasi dan Prestasi Belajar
Oleh : Elvi Rosa




Proses interaksi belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan. Sebagai inti dari kegiatan pendi dikan, proses interaksi belajar mengajar merupakan upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan tercapai bila proses interaksi belajar mengajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan. Guru dan siswa adalah dua unsur yang terlibat dalam hal itu.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa kebera daan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik, diperlukan peran guru sebagai pendorong siswa dalam belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak punya motivasi dalam belajar, sulit untuk belajar.
Muhammad Uzer Usman  dalam bukunya Menjadi Guru Profesional, menjelaskan motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Tugas guru adalah membang  kitkan motivasi anak didik sehingga ia mau melakukan belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu (intrinsik) dan dapat pula  akibat pengaruh luar dirinya (ekstrinsik). Bila seseorang memiliki motivasi intrinsik, maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan  motivasi ekstrinsik.
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, dan mempu nyai keahlian dalam bidang tertentu. Hal itu diperolehnya melalui belajar.
Berbicara mengenai prestasi belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktifitas, sedangkan belajar adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yakni perubahan tingkah laku. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa  dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan.
Jadi, perubahan tingkah laku adalah tujuan utama yang dicapai dari aktivitas belajar.   Di sinilah guru dibutuhkan sebagai mitra anak didik dalam kebaikan. Guru yang baik akan menjadikan anak menjadi baik. Tidak ada  guru yang bercita-cita menjadikan anak didiknya  menjadi manusia yang tidak baik atau tidak bermanfaat bagi orang lain.  Guru adalah pahlawan tanpa pamrih, pahlawan tanpa tanda jasa, pah lawan ilmu, pahlawan kebaikan dan pahlawan pendidikan.
Hubungan yang baik antara guru dengan anak didik akan berpengaruh pada prestasi belajar anak didik. Prestasi belajar anak didik akan terus meningkat jika ada motivasi yang baik dari gurunya, sebaliknya prestasi anak didik akan menurun sejalan dengan perubahan sikap anak didik yang membenci kepribadian gurunya, dan guru tersebut tidak akan disenangi oleh anak didiknya. Oleh karena itu figur guru banyak ditentukan oleh kepribadiannya.
Dalam proses interaksi belajar mengajar, kebutuhan siswa yang berbeda-beda,  menyebabkan motivasi belajar mereka  berbeda pula. Siswa yang lebih mengharapkan prestasi belajar tinggi, berbeda dengan siswa yang mengha rapkan ilmu pengetahuan. Perbedaan itu akan terlihat dari sikap mereka bila mereka dihadapkan pada suatu kenya taan. Siswa yang ingin menda patkan prestasi belajar yang tinggi akan kecewa bila ternya ta prestasi belajarnya rendah dan guru dianggapnya kurang adil memberikan penilaian. Sementara siswa yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan akan senantiasa  menanyakan dimana kesalahannya dalam menjawab setiap item soal yang diajukan dalam ulangan untuk mencari nilai-nilai kebenaran, bukan kecewa karena mendapat nilai rendah.
Prestasi belajar merupakan suatu penghargaan yang diberi kan di bidang akademis, adalah sebagai kebutuhan siswa, sehing ga siswa berusaha seoptimal mungkin memperolehnya. Seorang guru yang melihat siswanya malas belajar, perlu memberikan motivasi dengan berbagai cara, sehingga siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Disi nilah guru memegang peranan untuk memberikan motivasi ekstrinsik kepada siswanya yang belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru harus peka terhadap situasi interaksi belajar mengajar, sebab tidak jarang pada waktu tertentu ada di antara siswa yang tidak terlibat langsung dalam pembelajaran, maka guru harus pandai membangkitkan minat mereka agar ikut aktif dalam pembelajaran.
Jadi, antara motivasi dengan prestasi belajar tidak dapat dipisahkan, keduanya sangat berkaitan. Tanpa motivasi seorang siswa tidak akan terpacu untuk belajar, sedangkan jika seorang siswa malas belajar tentu prestasi belajar akan sulit diraihnya. Di samping bidang akademis, hendaklah prestasi  seorang siswa di bidang tingkah laku juga mengalami perubahan ke arah yang baik.

Penulis adalah guru SDN 28 Cupak, Kab.Solok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar