Minggu, 12 Mei 2013

Humoris dan Rasa Betah Siswa

Oleh : Syamdani
(Guru SMPN 1 Junjung Sirih)
Guru yang Humoris dan Menyenangkan, Membuat Seorang Siswa Selalu Betah Bersamanya dan Itu Jalan Terindah untuk Menggiringnya Menuju Tujuan yang Dikehendaki.
Suatu hari di bulan Oktober 2008, saya bertanya kepada seorang siswa di sebuah sekolah. Waktu itu ia mengaku telah selesai belajar mata pelajaran Kimia. Mata pelajaran Kimia sepanjang yang saya tahu adalah mata pelajaran yang cukup sulit. Begitu juga bagi kebanyakan siswa SMA di sekolah lain. Tapi ketika siswa tersebut keluar yang juga diikuti oleh teman-temannya, ia kelihatan tersenyum puas. Mereka keluar dengan wajah yang cerah. Apa gerangan?
Kondisi inilah yang mengundang saya untuk bertanya lebih jauh. Pertnyaan saya kepadanya adalah apakah menurut anda pelajaran kimia sangat mudah? Ia kemudian menjawab sambil tersenyum, ”Gurunyalah yang membuat saya bisa menguasai Kimia dengan mudah.”
Gurunya. Jawaban itu mengundang saya bertanya lebih jauh. Ada apa dengan gurunya? Bagaimana gurunya mengajar sehingga siswanya bisa belajar dengan baik? Siswa tersebut dengan terus terang mengatakan,
”..... banyak guru yang mengajar. Kimia sebelumnya merupakan mata pelajaran yang sangat saya takuti. Saya sangat tidak suka dengan jurusan IPA. Tapi ketika guru tersebut menerangkan pelajaran, semua jadi terbalik. Mata pelajaran Kimia menjadi mata pelajaran favorit saya kemudian. Saya jadi betah belajar berlama-lama di sekolah ataupun di rumah mengutak-atik rumus-rumus kimia. Saya memainkan semua rumus-rumus tersebut seperti memainkan anak-anak catur di papan catur. Sungguh sangat menyenangkan bagi saya.
Guru yang mengajar saya tidak pernah marah kepada saya. Ia penuh lelucon dan humoris. Rasa humornya yang tinggi menyebabkan saya tidak merasa kaku dalam belajar. Inilah bagian yang saya suka yaitu belajar dalam kesantaian....”
Sebenarnya apapun bidangnya, harus dilalui dengan pikiran cerah dan ceria. Keceriaan menyebabkan sel-sel otak dapat bekerja dengan santai. Keceriaan membuat sel-sel otak tidak tegang. Darah dapat bekerja dengan baik. Oksigen dapat mengalir keseluruh pembuluh darah termasuk ke otak. Akibatnya otak dapat menyerap pengetahuan atau berpikir dengan baik.
Selain bisa menyegarkan jaringan otak, sesungguhnya rasa humor yang dilakukan guru di kelas, dapat membangun hubungan harmonis antara siswa dengan guru. Jembatan keharmonisan inilah yang bisa mengantarkan berbagai pengetahuan kehadapan siswa. Guru sangat senang melihat siswanya yang belajar dengan ceria, siswapun sangat senang dengan gurunya yang juga ceria dan humoris.
Hubungan harmonis antara guru dan siswa ini, merupakan kekuatan bagi guru untuk menggiring siswanya ke arah yang dinginkan yaitu bagaimana materi pelajaran bisa diserap oleh siswa semaksimal mungkin. Bahkan seorang siswa mungkin bisa menghabiskan waktu bermainnya untuk belajar. Ia tidak hanya akan membaca satu atau dua buku, tapi cukup banyak buku. Ia juga tidak harus menunggu guru dalam belajar, tapi belajar sendiri.
Guru yang hebat mengerti sekali dengan hal-hal humoris ini. Untuk jadi guru yang hebat, tidak harus guru membaca buku-buku ilmiah setiap hari, tapi juga membaca buku-buku konyol, yang penuh dengan humoris. Buku-buku konyol tersebut kadang bisa menjadi rantai yang mengikat guru dengan siswanya dalam konteks silaturahmi. Silaturahmi tersebut menyebabkan siswa merasa segan bila tidak menguasai mata pelajaran gurunya, sebaliknya guru merasa segan bila tidak bisa membuat siswanya mengerti lebih baik tentang materi ajarnya.
* * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar