Humoris dan Rasa Betah Siswa
Oleh : Syamdani
(Guru SMPN 1 Junjung Sirih)
Guru
yang Humoris dan Menyenangkan, Membuat Seorang Siswa Selalu Betah
Bersamanya dan Itu Jalan Terindah untuk Menggiringnya Menuju Tujuan yang
Dikehendaki.
Suatu
hari di bulan Oktober 2008, saya bertanya kepada seorang siswa di
sebuah sekolah. Waktu itu ia mengaku telah selesai belajar mata
pelajaran Kimia. Mata pelajaran Kimia sepanjang yang saya tahu adalah
mata pelajaran yang cukup sulit. Begitu juga bagi kebanyakan siswa SMA
di sekolah lain. Tapi ketika siswa tersebut keluar yang juga diikuti
oleh teman-temannya, ia kelihatan tersenyum puas. Mereka keluar dengan
wajah yang cerah. Apa gerangan?
Kondisi
inilah yang mengundang saya untuk bertanya lebih jauh. Pertnyaan saya
kepadanya adalah apakah menurut anda pelajaran kimia sangat mudah? Ia
kemudian menjawab sambil tersenyum, ”Gurunyalah yang membuat saya bisa
menguasai Kimia dengan mudah.”
Gurunya.
Jawaban itu mengundang saya bertanya lebih jauh. Ada apa dengan
gurunya? Bagaimana gurunya mengajar sehingga siswanya bisa belajar
dengan baik? Siswa tersebut dengan terus terang mengatakan,
”.....
banyak guru yang mengajar. Kimia sebelumnya merupakan mata pelajaran
yang sangat saya takuti. Saya sangat tidak suka dengan jurusan IPA. Tapi
ketika guru tersebut menerangkan pelajaran, semua jadi terbalik. Mata
pelajaran Kimia menjadi mata pelajaran favorit saya kemudian. Saya jadi
betah belajar berlama-lama di sekolah ataupun di rumah mengutak-atik
rumus-rumus kimia. Saya memainkan semua rumus-rumus tersebut seperti
memainkan anak-anak catur di papan catur. Sungguh sangat menyenangkan
bagi saya.
Guru
yang mengajar saya tidak pernah marah kepada saya. Ia penuh lelucon dan
humoris. Rasa humornya yang tinggi menyebabkan saya tidak merasa kaku
dalam belajar. Inilah bagian yang saya suka yaitu belajar dalam
kesantaian....”
Sebenarnya
apapun bidangnya, harus dilalui dengan pikiran cerah dan ceria.
Keceriaan menyebabkan sel-sel otak dapat bekerja dengan santai.
Keceriaan membuat sel-sel otak tidak tegang. Darah dapat bekerja dengan
baik. Oksigen dapat mengalir keseluruh pembuluh darah termasuk ke otak.
Akibatnya otak dapat menyerap pengetahuan atau berpikir dengan baik.
Selain
bisa menyegarkan jaringan otak, sesungguhnya rasa humor yang dilakukan
guru di kelas, dapat membangun hubungan harmonis antara siswa dengan
guru. Jembatan keharmonisan inilah yang bisa mengantarkan berbagai
pengetahuan kehadapan siswa. Guru sangat senang melihat siswanya yang
belajar dengan ceria, siswapun sangat senang dengan gurunya yang juga
ceria dan humoris.
Hubungan
harmonis antara guru dan siswa ini, merupakan kekuatan bagi guru untuk
menggiring siswanya ke arah yang dinginkan yaitu bagaimana materi
pelajaran bisa diserap oleh siswa semaksimal mungkin. Bahkan seorang
siswa mungkin bisa menghabiskan waktu bermainnya untuk belajar. Ia tidak
hanya akan membaca satu atau dua buku, tapi cukup banyak buku. Ia juga
tidak harus menunggu guru dalam belajar, tapi belajar sendiri.
Guru
yang hebat mengerti sekali dengan hal-hal humoris ini. Untuk jadi guru
yang hebat, tidak harus guru membaca buku-buku ilmiah setiap hari, tapi
juga membaca buku-buku konyol, yang penuh dengan humoris. Buku-buku
konyol tersebut kadang bisa menjadi rantai yang mengikat guru dengan
siswanya dalam konteks silaturahmi. Silaturahmi tersebut menyebabkan
siswa merasa segan bila tidak menguasai mata pelajaran gurunya,
sebaliknya guru merasa segan bila tidak bisa membuat siswanya mengerti
lebih baik tentang materi ajarnya.
* * * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar