Guru dan Kesabaran
Jadilah Anda Seorang Guru yang Sabar Karena Sabar Anda Bagian Dari Sukses yang Belum Anda Dapat.
”Saya
sudah tidak bisa menerima anak itu atas perilakunya yang sudah tidak
diterima akal sehatku. Oleh karena itu saya lebih baik tidak mengajar
dia kalau ia tidak keluar dari ruang kelas yang ku ajar.”
Di
lain waktu seorang kepala sekolah mengatakan kepada orang tua bahwa ia
lebih baik memberhentikan saja siswa yang sudah tidak bisa diatur
tersebut daripada membuat kesusahan lebih parah untuk sekolah yang ia
pimpin.
Di
satu sekolah seorang guru bercerita bahwa ia telah dikirimi surat cinta
oleh seorang muridnya. Ia terkejut setengah mati. Ia tidak menyangka
hal itu terjadi. Ia sangat hati terhadap muridnya tersebut sehingga sang
murid mendapat nilai yang sangat buruk dari mata pelajaran yang ia
ajar.
Ketika
mengajar di sebuah perguruan tinggi saya menawarkan kepada seorang
mahasiswa untuk mengajar di sebuah sekolah. Sekolah tersebut umumnya
terdiri dari anak-anak nakal. Mereka umumnya adalah anak-anak pindahan
dari berbagai sekolah di kota saya. Untuk pertama sekali saya tawarkan,
ia begitu gembira menerima pekerjaan tersebut. Akan tetapi setelah
beberapa waktu berlalu ia mengeluh pada saya bahwa ia seperti dimasukkan
ke dalam neraka mengajar di sekolah tersebut. Anak-anak itu begitu
kurang ajar menurut penilaiannya.
Di
berbagai pertemuan, saya mendengar banyak keluh kesah dari guru-guru
yang mengajar di sekolahnya masing-masing tentang betapa jengkelnya
mereka menghadapi anak-anak yang di mata mereka sangat menjemukan.
Banyak
guru tidak sabaran mendapat situasi pembelajaran yang tidak ia
bayangkan semasa sekolah dulu. Ia begitu sangat sakit hati ketika siswa
yang ditemukannya adalah orang-orang bodoh yang sulit dijelaskan materi
pembelajaran. Ia sangat begitu kecewa tentang banyaknya anak-anak yang
diajarnya berbuat kurang ajar kepadanya. Akibatnya sang guru tidak suka
mengajar di kelas yang ada anak yang dibencinya itu.
Ini adalah sebuah tindakan buruk yang telah dilakukan oleh seorang guru untuk anak-anak itu. Seharusnya seorang guru harus berbuat
sabar menghadapi anak-anak tersebut. Memang tantangan dalam pekerjaan
selalu ada dimana-mana. Tapi pekerjaan sebagai guru membutuhkan tingkat
kesabaran yang lebih tinggi. Guru mendidik orang-orang yang tidak tahu
menjadi tahu. Guru adalah orang yang mendidik anak yang kurang ajar
menjadi terpelajar. Guru harus tahu fungsi-fungsi itu. Guru tidak
mengajar orang yang sudah terpelajar. Orang terpelajar tidak terlalu
butuh guru untuk kepentingannya. Ia bisa belajar sendiri dari banyak
orang atau di banyak tempat. Orang terpelajar bisa tahu banyak dari
setiap buku yang dibacanya atau dari perjalanan yang dinikmatinya.
Guru
yang hebat tidak harus membenci siswanya karena ketidakmampuannya
menyerap pelajaran yang diberikan. Guru yang hebat tidak harus marah
terhadap tindakan buruk yang dilakukan siswanya karena ketidaktahuannya.
Guru yang hebat adalah guru yang dengan penuh kasih menggiring
ketidaktahuan siswanya menuju arah yang lebih tahu. Guru yang hebat
adalah guru yang mampu menggiring siswanya dari kurang ajar menjadi
terpelajar. Guru yang hebat adalah guru yang bisa menyulap rasa tak
sabarnya menjadi sebuah kekuatan senyum simpati yang tak terduga
sebelumnya kepada para muridnya sehingga sang murid kembali memiliki
kepercayaan diri untuk berbuat lebih baik lagi ke depannya.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar