Oleh : Syamdani |
Selama masa perdagangan jalur Sutra, Eropa sudah terbiasa untuk
menikmati rempah-rempah dari Asia. Bangsa yng mereka kenal sebagai penghasil
rempah-rempah tersebut adalah India, karena memang selama perdagangan rempah,
mereka umumnya lebih banyak menjalin hubungan dengan pedagang dari India. Akan
tetapi setelah meletusnya perang Salib, maka bangsa Eropa sulit untuk
mendapatkan rempah-rempah dari Asia tersebut, karena pusat jalur perdagangan rempah di Mediterania dikuasai
oleh penguasa Islam Turki. Satu-satunya cara untuk mendapatkan rempah-rempah
adalah menemukan sendiri daerah penghasil rempah-rempah tersebut yaitu India.
Ada beberapa tantangan yang harus mereka lalui yaitu pertama,
mereka tidak mengetahui dimana India terletak. Kedua, mereka harus berhadapan
dengan pendapat yang mengatakan bahwa bumi bukan bulat seperti bola, melainkan
datar menyerupai kubus. Bila mereka melalukan perjal anan atau pelayaran yang
terlalu jauh, maka mereka akan sampai diujung dunia, dimana di sana terdapat
jurang yang dalam dan neraka. Ketiga mereka juga dihadapkan dengan teori
geosentris yang selama ini berkembang di Eropa.
Teori Geosentris adalah teori yang mengatakan bahwa bumi adalah
pusat tata surya. Teori ini kemudian dibantah oleh Copernicus yang mengatakan
bahwa bumi bukan pusat tata surya melainkan mataharilah yang menjadi pusat
tata surya. Sedangkan bumi bergerak
berputar mengelilingi matahari. Teori yang dikemukakan oleh Copernicus tersebut
dikenal dengan teori Heliosentris
(matahari pusat tata surya).
Pendapat Copernicus ini kemudian didukung oleh ahli lain bernama
Galileo Galilei. Galileo dengan menggunakan teleskop ciptaannya yang lebih
baik, berhasil membuktikan perjalanan benda-benda langit. Dengan mengamati
perjalanan benda-benda langit itu, Galileo sampai pada kesimpulan bahwa memang
mataharilah yang menjadi pusat tata surya dan bukan bumi.
Ketergantungan dengan rempah-rempah bangsa Asia, membuat bangsa
Eropa melawan maut sebagai martir untuk segera menemukan pusat rempah Asia.
Berbagai halangan yang ditemukan secara teori harus mereka tundukan. Mereka
mencoba untuk membuktikan teori gereja yang selama ini berkembang tentang bumi.
Itu semua mereka lakukan untuk menyelamatkan kehidupan. Mereka memberanikan
diri keluar daratan Eropa, mengarungi lautan lepas dan menghadang maut. Sejak
itu, satu demi satu daerah mereka temukan di luar Eropa. Masa menemukan daerah
di luar Eropa itu dikenal juga dengan “abad penemuan”.
Saat Vasco da Gama berlayar
melalui Tanjung Harapan untuk mencapai India di tahun 1498, Portugis
mengarahkan usaha mereka ke selatan dan timur. Spanyol, yang sepakat membagi
dua dunia ini dengan Portugis dalam Perjanjian Tordesillas pada tanggal 7 Juni
1494, berlayar ke arah barat. Saat itu mereka tidak menyadari akan adanya Benua
Amerika dan tidak seorang pun tahu tentang Samudera Pasifik.
Christhopher Columbus (1451-1506), seorang Italia yang hijrah ke
Spanyol, berteori bahwa karena bumi bulat, sebuah kapal laut dapat mencapai
Timur Jauh dari arah yang berbeda. Dia meyakinkan kerajaan untuk membiayai
pencariannya lalu berangkat berlayar pada Agustus 1492. Setelah sepuluh minggu,
dia melihat sebuah pulau di Bahamas, yang dinamainya San Salvador. Karena
berpikir telah menemukan pulau dekat Jepang, dia berlayar terus sampai mencapai
Kuba (yang disangka Cina) dan Haiti. Dia bertemu dengan penduduk berkulit gelap
yang dia sebut “Indian” karena dia berpikir dia sedang berlayar di Lautan
Hindia.
Columbus melakukan tiga perjalanan lagi ke Dunia Baru yang dia
pikir adalah Timur, di tahun 1493, 1497 dan 1502, melalui Puerto Riko,
Kepulauan Virgin, Jamaika dan Trinidad. Columbus sendiri tidak pernah mencapai
Amerika Utara, dan sampai saat wafatnya, tetap berpikir bahwa dia telah
mencapai Asia.
Amerika
Utara ditemukan
Sebelum orang-orang Spanyol di bawah pimpinan Colombus sampai ke Amerika, bangsa Viking
sudah lebih dulu mencapai Amerika. Kapal-kapal Bangsa Viking telah mencapai
Amerika Utara hampir 500 tahun sebelumnya. Bangsa Viking berlayar dari Pulau Es
pada pertengahan tahun 990. Biarni Heriolfsson merubah haluan arah semula dan
terdampar di daerah tak bertuan. Dia tidak menjelajahi ataupun menamai daerah
daratan tersebut. Pada tahun 1002, Leifr Eiriksson menelusuri jalur yang sama
tapi dengan arah berlawanan dan mencapai pantai yang sekarang disebut Kanada.
Kemudian dia berlayar lagi ke arah selatan dan menemukan sebuah pulau yang
dinamai Vinland (Newfoundland-sekarang) di mana dia membangun pemukiman dan
berdagang selama 3 tahun dengan penduduk asli yang dikenal sebagai Bangsa
Skraeling. Pada akhirnya Bangsa Skraeling memaksa mereka untuk pergi, tetapi
Bangsa Viking tetap berlayar menuju Kanada untuk mencari hasil hutan.
Di tahun 1497, Raja Henry ke VII menyetujui penjelajahan John
Cabot (1450-1498). Pada tanggal 2 Mei, Cabot dengan 18 awaknya meninggalkan
Bristol, Inggris dengan menggunakan sebuah kapal kecil dengan nama Matthew. Dia
berlayar lebih jauh ke Utara dari pada yang dilakukan oleh Columbus, jauh
diluar wilayah kekuasaan Spanyol. Pada tanggal 24 Juni, para awak melihat
daratan. Cabot diyakinkan telah menemukan sebuah pulau di lepas pantai Asia dan
menamakannya “new found land”. Itu adalah pendaratan pertama di Newfoundland
yang didokumentasikan sejak penjelajahan Bangsa Viking. Cabot kembali ke
Inggris pada tanggal 6 Agustus 1497, dan meskipun dia tidak membawa
rempah-rempah maupun harta karun, dia adalah orang pertama yang memetakan
Pantai Amerika Utara.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar